SISTEM MANAJEMEN PERKANDANGAN
PADA AYAM PETELUR PERIODE LAYER DI UD. MAJU JAYA DESA BUNDER AMPELDENTO KARANG PLOSO - MALANG
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Untuk Memenuhi Persyaratan Salah Satu Tugas Akhir
![]() |
HARMINA
NIM : 09910042
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2012
1. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
peternakan dewasa ini menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, demikian
halnya dengan peternakan unggas. Hal ini dapat dilihat dengan perkembangan
populasi ternak unggas dan pertumbuhan jumlah
populasi ternak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Keberhasilan usaha peternakan
ayam petelur sangat ditentukan oleh breeding, feeding, dan manajemen. Dan
keberhasilan tersebut dapat diukur dengan tingkat keuntungan yang didapatkan
manajemen perkandangan yang merupakan salah satu penentu keberhasilan bagi
usaha peternak. Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan oleh unggas
sebagai tempat tinggal sejak awal pertumbuhan sampai masa akhir produksi. Oleh
karena itu kandang yang disediakan harus busa menjamin kenyamanan dan kesehatan
dan kemudahan tenaga kerja dalam
penanganan unggas sehingga unggas mampu berproduksi secara maksimal.
Pembangunan kandang yang salah akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Peternak
dapat mengalami kerugian sebelum berproduks. Oleh sebab itu pembangunan kandang dan system
perkandangan harus benar-benar diperhatikan karena pada keduanya tertanam
investasi yang tidak sedikit.
Manajemen perkandangan merupakan
faktor penting yang
harus diperhatikan, hal yang berkaitan dengan manajemen perkandang meliputi desain kandang, bahan kandang,
kapasitas kandang, tata letak kandang serta saniatsi kandang dan penanganan
limbah. Karena beberapa hal ini sangat sangat berhubungan erat dengan
kenyamanan ayam didalam kandang. Jika kenyamanan tercukupi maka ayam dapat
beraktifitas yaitu makan, minum, tumbuh dan berproduksi dengan leluasa. Selain
itu perawatan kandang juga harus diperhatikan agar peralatan kandang tetap
bersih dan bias tahan lama, sebab jika peralatan kandang tahan lama maka tidak
perlu mengeluarkan biaya lagi untuk periode selanjutnya dan penghematan ini
bias menambah pemasukan atau keuntungan. Jika kebutuhan ayam terpenuhi maka
ayam dapat berproduksi secara maksimal.
Alasan mengambil di lokasi UD. Maju Jaya karena
Peternakan ini cukup berkembang, sudah
memenuhi persyaratan manajemen perkandangan yang baik karena mempunyai produktivitas
tinggi, lebih unggul dan lebih tahan terhadap penyakit.
B.
Rumusan
masalah
Pokok permasalahan
dalam praktek kerja lapangan ini adalah bagaimana manajemen perkandangan peternakan ayam
petelur periode layer yang diterapkan
oleh UD. Maju Jaya Karangploso Malang
C.
Tujuan
Tujuan
pelaksanaan magang ini adalah untuk mengetahui manajemen perkandangan peternakan ayam petelur periode layer yang di terapkan UD.
Maju Jaya Karangploso Malang
D. Sasaran
Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai manajemen perkandangan ayam petelur pada
peternakan UD. Maju Jaya di Karangploso Malang.
E.
Output
/ Luaran
Dengan
diadakanya praktek kerja lapangan ini Mahasiswa dapat emperoleh pengalaman serta memberikan infomasi di masyarakat yang mebutuhkan,
khususnya mengenai menejemen perkandangan, Sebagai dorongan bagi mahasiswa untuk
lebih aktif, kreatif dan produktif dalam pengembangan ilmu peternakan dan Mahasiswa dapat ikut serta menilai dan membuktikan secara langsung
tentang semua teori-teori yang telah diterima
dari kampus dengan keadaan lapangan
II. KAJIAN TEORI
A. Ayam Petelur
Ayam ras adalah
ayam yang diketahui pasti rasa tau galurnya yang merupakan hasil persilangan
dari berbagai kelas , bangsa, atau varietas dan biasanya dihasilkan oleh
perusahan pembibitan dengan tujuan tertentu yaitu daging atau telur. Ditinjau
dari perkembangan iptek, kemajuan pada ayam broiler akibar dari penerapan
ibtek, dapat dilihat dari konversi pakan yaitu banyak pakan yang dihabiskan
untuk menghasilkan kg bobot hidup . pada tahun 1960, konversi pakan 2,9 sementara pada tahun
1990, konversi pakan turun menjadi 1,9.
Secara
umumayam adalah salah satu hewn yang termasuk didalam kelas unggas dengan
klasifikasi sebagai berikut:
Phylum : Chordota
Class : Aves
Sub Class : Neornithes
Orda : Gallifornis
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies
: Gallus-Gallus, Gallus lavayeti, Gallus
varius, Gallus sonnerti.
Dari berbagi
spesies ini nantinya akan menghasilkan ayam piaraan yang ada seperti sekarang
ini (Malik, 2001).
Ayam petelur
adalah unggas yang khusus dipelihara untuk dipanen dari produksi telurnya.
Secara normal umur dewasa ayam petelur adalah antara4,5 bulan sampai 5,5 bulan
atau 18 minggu sampai 20 minggu, pada ayam umur tersebut dipersiapkan untuk
calon petelur yang unggul. Lebih lanjut (Suharno,1992), menyatakan bahwa untuk
beberapa kawasan tertentu telur-telur berwarna coklat memeliki pasaran yang
baik, ayam petelur dengan telur-telur berwarna putih (leghorn putih dan leghorn
silang) dianjurkan untuk digunakan dala produksi telur komersial.
Ayam ras petelur
dapat dibagi dua berdasarkan warna bulu dan warna kerabangnya(kulit telur).
Pertama, ayam petelur putih yang berbulu putih
dan telurnya berwarna putih pula, tubuhnya ramping sekali, mata bersinar
tajam, jengger tunggal berwarna merah darah, ayam ini mampu bertelur banyak
sekali dan dikenal sebagai ayam petelur unggul. Kedua aym ras berbulu coklat
dan warna kerabangnya juga coklat, ayam ini agak emuk, pada, telur lebih besar
tetapi dilihat dari segi jumlah lebih sedikit. Ayam petelur ini dikenal dengan
ayam petelur dwiguna (Rasyaf, 2002)
B.
Perkandangan
Kandang
adalah suatu bangunan yang digunakan oleh unggas sebagai tempat tinggal sejak
awal pertumbuhan sampai masa produksi. Oleh karena itu kandang yang disediakan
harus bisa menjamin kenyamanan dan kesehatan bagi penghuninya, sehingga unggas
mampu berproduksi secara maksimal. Dalam pembuatan kandang harus memperhatukan
karaktaristik biologis unggas, sehingga kandang yang tersedia nantinya tidak
menimbulkan cekaman bagi unggas tapi bisa memberikan kenikmatan berproduksi.
Dengan demikian kandang unggas dikatakan baik adalah suatu bangunan yang
memenuhi karaktaristik biologis unggas, sehingga unggas mampu broroduksi sesuai
dengan potensi genetikanya (Malik, 2001)
Kandang merupakan salah satu sarana
yang terpenting untuk terselenggaranya peternakan secara intensif, disamping
sarana-sarana lain yang mendukung. Berdasarkan tingkat umur ayam ad tiga macam
kandang yang perlu diketahui yaitu kandang pembibitan, kandang pembesaran ayam
dan kandang ayam dewasa yang sudah berproduksi yaitu kandang postal, kandang
rend an kandang system batteray (Priyatno, 1996).
Pada peternakan modern kandang
dibangun dengan system praktis dan tidak mengunakan tempat terlalu luas tetapi
dapat berdayaguna semaksial mungkin, kandang ddibuat sesuai dengan selera
masing-masing dengan memperhatikan tempat tinggal dan lokasi yang tersedia
(Malik, 2006). Mengingat peranan kandang sebagai sarana produksi usaha ternak
ayam sangat penting, maka kandang harus dipersiapkan dengan baik sehigga kendang tersebut benar-benar siap huni
(Ginting, 1994).
1.
Fungsi
kandang
Kandang
berpungsi untuk melindungi ternak dari panasnya matahari, hujan, angin, dan
udara yang dingin serta gangguan binatang buas, memudahkan tatalaksana yang
meliputi pemeliharaan, pemberian pakan dan minum serta pengawasan terhadap
kesehatan ternak, memudahkan tenaga kerja dalam penanganan kegiatan sehari-hari
(Cahyono, 1944)
Menurut Malik
(2001), ditinjau dari fungsinya, kandang mempunyai pungsi sebagai berikut:
a.
Pelindungan dari kondisi klimat yang
tidak sesuai seperti cahaya matahari langsung, hujan, angin yang kencang.
b. Perlindungan
dari hewan liar seperti ular, kucing
atau musang.
c. Tempat
unggas melakukan kegitan rutin seperti makan, minum dan beristrahat.
d. Tempat
unggas tumbuh, produksi dan berkembang.
e. Tempat
tenga kerja melakukan menanganan unggas.
2.
Jenis-jenis
Kandang
a.
Kandang Postal
Kandang postal merupakan
kandang pemeliharaan terhadap ternak unggas yang berbentuk seperti rumah,
sekliling kandang tertutup oleh pagar rumah. Kandang ini tidak mempunyai
kandang pengumbaran dimana ayam tersebut dimasukkan kedalam kandang maka ayam
tersebut selamanya akan tinggal didalamnya dan biasa hanya dipakai untuk ayam
pedaging juga untuk ayam penjantan yag digunakan untuk pemeliharaan pembibitan(
Rasyaf, 1985)
Menurut Malik (2001) kandang
postal adalah kandang tampa halaman umbaranm. Unggas sepanjan hari berada dalam
kandang . kandang postal ini pada lantainya dilengkapi dengan litter, oleh
karena itu kandang ini disebut juga kandang litter.
b.
Kandanga
Ren
Kandang
ren ini merupakan kandang yang
dilengkapi dengan halaman umbaran, jadi pada kandang ini, kandang terbagi
menjadi dua bagian, pertama kandang utama yaitu bagunan kandang beratap beserta
perlengkapan kandangnya seperti tempata pakan, minum dan sarang bertelur. Kedua
bagian umbaran yaitu bagian halaman diluar kandangutama dan dikelilingi pagar
yang digunakan unggas ekserxeis( Malik, 2001).
c.
Kandang
Batteray
Kandang batteray yaitu kandang yang bentuk
dan susunannya terdiri dari beberapa sangkar ataau ruang kandang. Dalam kandang
ini setiap sangkar atau ruang kandan dihuni oeh satu ekor ayam, kandang yang
diatur berderet memanjang. Kandang ini memang tepat digunakan untuk
pemeliharaan ayam petelur, selain perawatanya praktis juga dapat menjamin
ketenangan dan mencegah kanibalisme pada ayam, dengan demikian produksi telur
dapat lebih tinggi. Ayam yang dipelihara dalam kandang ini geraknya sangt
terbatas, maka peternak harus sering mengontrol mengenai kebutuhan makan dan
minum ntuk kehidupan ayam tersebut (Rasyaf, 1996)
Menurut Malik (2001), kandang
btteray merupakan kandang unggas berbentuk sangkar dan disusun berderet-deret
dan bertingkat. Sangkar btteray bisa disusun dengan berbagai cara tergantung
lahan dan selera pemilik. Penetaan sangkar bateray diantara dengan cara stair
step, double deck stair step, Triple deck stair step, Single deck, Flat deck,
Double deck offset, Triple deck offset, Vertikal double deck , Vertikal triple
deck.
Beberapa prinsip
yang harud dicapai dalam penyusunan sangkar bateray adalah:
1. Mudah
member pakan dan minum
2. Mudah
untuk membersihkan tempat minum dan pakan
3. Mudah
membersihkan kotoran unggas yang jatuh ke bawah kandang.
4. Tidak
menggangu unggas setiap diadakan manajemen
Kandang
batteray biasanya juga dibedakan menjadi dua macam yaitu kandang battery
individu ( satu sangkar satu ayam) dan kandang koloni ( satu sangkar diisi
lebih dari satu ekor). Kandang koloni merupakan kandang yang bentuknya sama
dengan kandang batteray hanya saja pada kandang ini tampa ada pagar-pagar
penyekat seperti kandang betterai. Pada kandang koloni ini satu ruangan dapat
memuat puluhan ekor ayam, sebagai tempat makan dan minum dapat diletakkan
diluar kandang ebagaimana pada kandang batteray. Pengunaan pada kandang koloni
ini dapat digunakan untuk memlihara ayam petelur maupun ayam pedagiang
(Sudaryani, 1994).
3.
Syarat-syarat
Kandang
Syarat
kandang yang harus dipenuhi untuk bangunan yang baik terutama mengenai lokasi
tambahan, letak antar kandang, ruangan yang cukup penyinaran dalam kandang
merata, penggunaan bahan bangunan yang tahan lama, murah dan memenuhi syarat,
bentuk dan sisitem atap yang tidak merugikan, lebarkandang yang cukup dan
perawatan kandang yang memadai (Suharno, 1992).
Dalam
suatu usaha peternakan unggas komersial kadang dikatakan baik tidak hanya
sekedar bisa memenuhi persyaratan teknis namun juga harus memperhatikan
persyaratan ekonomi. Dengan demikian persyaratan dalam pemuatan kandang perlu
diperhatikn sebagai berikut:
a. Syarat
kandang dari segi ekonomi
Ø Tanah
relatif murah dan dan tersedia cukup luas dengan harapan masih memungkinkan
untuk menggembangkan usaha secara leluasa.
Ø Mudah
memperoleh air dan penerngan
Ø Transportasi
mudah dan hubungan atau komunikasi lancer
Ø Terisolir
dari lalu lintas umum dan jauh dari pemukiman penduduk
Ø Muadah
memperoleh tenaga kerja
b. Syarat
kandang dari segi kesehatan
Ø Lokasi
kandang
Lokasi kandang hendaknya
dipilih tanah yang paling tinggi dari komplek yang tersedia. Dan dilengkapi
dari system drainase yang baik dengan demikian keadaan sekitar kandang selalu
kering pada musim hujan tidak terjadi genengan-genangan air didalam maupun
disekitar kandang. Hindari bangunan kandang dilokasi bebrukit atau dibawah
bukit atau cekungan. Sebab akan menggangu sirkulasi kandang maupun pengaturan
drainase.
Ø Ventilasi
udara
Ventilasi bagian dari kndang yang
berpunsi sebagai jalan keluar masuk udara kedalam dan keluar kandang. Dengan
ventilasi yang baik fungsi biologs ayam yang berhubungan dnan pernapasan selalu
terjamin baik, ehingga secara tidak langsung ventilasi pembatu terhadap
efesiensi makanan, kesehatan dan pertumbuhan. Udara kandang segar yaitu
persediaan oksigen cukup, kandungan CO2 rendah. Ventilasi udara yang normal CO2
21% dan CO2 sebanyak 0,03%.
Ø
Sinar Matahari
Cahaya matahari tidak hanya
penting dalam menciptakan kandang yang
terang kering dan idak lembab, namun jga diperlukkan bagi unggas sedang
berproduksi khusunya unggas petelur.
Ø Suhu
Suhu mempunyai perananan
penting bagi kehidupan unggas. Unggas baru bisa melakukan aktivitaya secara
rutin normal apabila udara didalam kandang mempunyai suhu yang ideal yaitu 21 -
6 C. untuk daerah tropis sushu ideal dalam ruangan kandang ayam muda dan dewasa
berada antara 21 - 27C. sedangkan unggas yang masih yang masih periode sterter
suhu ideal antara 30 C-35 C.
Ø Kelembapan
Kelembapan yang dibutuhkan
unggas berkisar 60%. Kelembapan yang tinggi menyebabkan bibit penyakit dengan mudah tumbuh dan berkembang biak.
Ø Pohon
Pelindung
Untuk menciptakan udara didalam kandang lebih sejuk di
bandingkan udara diluar kandang, disekitar kndang ditanami pohon-pohon
pelindung, karena lindungan pepohonan itu dapat membuat udar segar terasa lebih
nyaman dan menyenangkana. Antara kanang sebaiknya ditanami pohan yang lebih
pendek misalnya tomat, cabe dan
lain-lain. Pagar areal gandang ditanami pohon setinggi 1,5m - 2m
Ø Hujan
dan angin keras
Kandang
unggas didaerah tropis secara umum memang harus terbuka, mengingat kandang dituntut menyediakan udara yang
selalu segar, masuknya sinar matahari dan penerangan kandang akan tetapi
hendaknya dijaga jangan sampai memungkinkan hujan dan angin keras dan mudah
dapat masuk didalamnya (Malik, 2001)
4.
Bahan
dan Alat Kandang
Bahan kandang hendaknya dibuat
dari bahan-bahan yang harganya relative murah tetapi diharapkan berkualitas
misalnya bamboo, kayu ataupun papan bekas, kecuali untuk ternak yang berkapasitas diatas 7000 ekor ke atas
sebaiknya digunakan bahab-bahan yang kualitasnya permanen misalnya untuk kandang
batteray ayam petelur priode3 layer
digunakan bahan bakunya untuk kandang adalah besi kawat (Rasyaf, 1982).
Menurut Malik (2001), beberapa
fasilitas didalam kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan dan tempat
minum, alat pemanas induk buatan, tempat bertelur dan lampu penerangan. Untuk
system lampu postal untuk petelur dewasa harus dilengkapi untuk sarang telur
dan tempat pengerang. Bentuk ukuran dan jumlah peralatan yang akan dipergunakan
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.
Sesuai dengan umur unggas
b.
Mudah dicapai oleh unggas
c.
Tidak mudah dikotori dan mudah
dibersihkan
d.
Tidak menggangu tatalaksana
e.
Mencukupi jumlah unggas agar tidak
saling berebutan
Peralatan kandang diperlukna
meliputi indukan buatan, tempat pakan dan minum, tirai pembatas, lampu listrik
atau minyak dan thermometer. Dalam hal ini peralatan bias berpengaruh terhadap
nafsu makan dan dapat juga mempengaruhi
tingkat produksi. Selaim itu peralatan yang tahan lama juga menambah nilai
ekonomis yang nantinya peralatan ini bisa digunakan untuk periode selanjutnya
(Sudaryani, 2005).
5.
Konstruksi
Kandang
a. Atap kandang
Atap kandang hendaknya tidak
terbuat dari seng aau bahan lain yang dapat menimbulkan panas dalam ruangan ,
lebih praktis jika atap terbuat dari genting dan tidak dianjurkan pembuatan
kandang terlalu pendek karena dapat menyebabkan panas dalam ruangan, ada berapa
bentuk model atap pada kandang:
1. Bentuk
atap monitor
Suatu bentuk rumah kandang
yang mempunyai saluran udara pada bagian atap lebih sempurna pada bagian
monitor terbuka seluruhnya sehingga peredaran udara masuk mapun keluar secara
langsung dapat berganti(Djanah, 1981). Atap jenis dipergunakan apabila ukuran
kandang cukup las atau lebar kandang lebih dari 3,5 m dan jumlah unggas yang
dipelihara banyak. Jenis ini sangat bagus terutamabola dikaitkan dengan
fungsinya membantu sirkulasi udara kandang (Malik, 2001)
2. Bentuk
atap semi monitor
Suatu bentuk rumah kandang
yang mempunyai saluran udara masuk kedalam kandang melalui bagianatap pada atap monitor. Adanya saluran
udara seperti itu maka diharapkan pergantian udara dalam andang dan dapat
lancar untuk menjamin kesegaran dan udara dalam kandang yang diperlukan oleh
ayam (Sujinohadi, 1995). Menurut Malik (2001), atap semi monitor merupakan
gabungan dari jenis atap monitor dan gable, umumnya di pergunakan untuk
memelihara unggas dalam jumlah sedikit
3. Bentuk
atap gable
Jenis atap ini dipergunakan
untuk ukauran kandang yang kecil dan jumlah pemeliharaan unggas yang sedikit.
Kandang dengan uura lebar lebih dari 4 meter tidak cocok menggunakan atap jenis
ini ( Malik, 2001). Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran udara
dibagian dinding depan separuh bagian terbuat dari rambilah bambo yang seperti
keranjang. Saluran udara sebagian dapat
melalui sisi bagian kiri dan atap rumah (Djanah, 1981).
b.
Lantai
kandang
Lantai
kandang di bedakan menjadi beberapa macam
yang pertama lantai slat yang
merupakan lantai kandang renggang
berlubang dan biasanya berbentuk pangung . bahan lantai bisa dipakai dari
bambo, kayu, plastic, kawat dan lain-lain. Ukuran kerengangan lantai tergantung
pada umur, besar kecil unggas yang ditempatkan
didalam kandang. Kedua lantai
rapat merupakan lantai yang bisa dari tanah semen atau kayu . masing-masing
bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan tergantung kondisi daerah.
Kemudian yang ke tiga yaitu lantai kombinasi slat dan rapat merupakan gabungan
dari lantai renggang dengan lantai rapat
, kelebihan dari system kombinasi ini dapat menutupi kakurangan dari system
lantai slat dan lantai rapat
Pada kandang tertutup system
lantai kandang yang terbaik adalah system kombinasi . suatu kandang di sebut
berlantai kombinasi apabila dalam ruangan tardapat dua macam lantai yaitu
litter dan lantai kolong bercelah (slatt). Biasanya lantai tersebut diatur
sebagai berikut: 60% berupa lantai slat dan 40 % berupa lantai litter. Pada
umumnya lantai litter dibuat dibagian samping kanan dan kiri berupa slat,
masing-masing 30% (Sudarmono,2003).
c. Dinding kandang
Dinding
kandang mempunyai dua fungsi yaitu untuk membatasi ruang gerak ayam dan untuk
melindungi ayam dari cuaca buruk. Didnding kandang sebaiknya memungkinkan
pergantian udara sehingga udara dalam kandang terasa nyaman. Kontruksi kandang
selain tergantung pada keadaan iklim setempat juga ditentukan oleh fase
pemeliharan ternak ayam. Anak ayam lebih membutuhkan temperature yang lebih
hangat dari pada ayam dewasa (sunarti, 1997). Yang
perlu diperhatikan pada bentuk konstruksi dinding ini adalah:
a. Didalam
ruangan kandang tersedia udara yang segar dan nyaman
b. Cahaya
matahari dapat masuk didalam rungan kanadang, sehingga kandang menjadi terang
dan kering. Tetapi hujan dan angin langung
atau angin kers tidak bisa masuk.
c. Unggas
didalam ruangan kandang dapat dilihat dengan mudah.
6. Penerangan
Pada
masa starter perlu ada tambahan lampu penerangan hal ini dimaksud selain untuk
membantu pengawasan jugaagar anak unggas mudah mengambil pakan atau minum
terutama pada malam hari ( Malik,2001).
7. Sanitasi
Sanitasi
umumnya dibagi menjadi 2 yaitu dekontaminasi dan desinfeksi. Dekontaminasi
yaitu sebagai fisik untuk menghilangkan berbagai bahan biologis dan anorganik
dari permukaan suatu bangunan termasuk kandang dan peralatan. Sedangkan
desinfeksi adalah proses penghancuran mikroorganisme patogenik ( Imbang, 2003).
III. OPERASIONALISASI
A.
Waktu
dan Tempat
Praktek
kerja lapang ini dilaksanakan di UD. Maju Jaya Desa Bunder Ampeldenton,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai tanggal
23 Januari sampai dengan 1 Maret
2012.
B.
Metode
Pelaksanaan
Metode
yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode survey dan
partisipasi langsung guna memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui partisipasi pada aktivitas rutin dan pengamatan langsung di
lapangan terkait dengan manajemen perkandangan. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari wawancara langsung dengan petugas untuk mengambil data dari
peternak tersebut.
C.
Batasan
Variabel
1.
Ayam petelur
periode layer adalah ayam yang sudah
masa layer/produksi (Wiharto, 1994). Cara pengamatannya adalah langsung pada
ayam layer yang dipelihara.
2. Manajemen
perkandangan adalah mengatur satu atau berapa factor dalam suatu system untuk
mencapai tujuan tertentu dalam perkandangan ( Malik, 2001). Cara memperoleh
data dengan wawancara dan melihat serta terjun secara langsung.
3. Kandang
layer adalah suatu bangunan yang digunakan oleh unggas sebagai tempat tinggal
ternak ayam petelur pada masa produksi ( Malik, 2001). Cara pengamatannya adalah
dengan cara mengamati langsung kondisi di lokasi peternakan. Selain itu
dilakukan juga dengan cara wawancara dan data pencatatan dari peternakan.
4. Sanitasi
adalah usaha yang dilakukan dalam usaha pembersihan pada kandang dan sekitarnya
serta peralatan, agar ternak selalu berada dalam keadaan sehat( Imbang, 2003).
Cara memperoleh data dengan wawancara dan melihat serta terjun secara langsung
D.
Cara
Kerja
Dalam
pelaksanaan praktek kerja lapang ini terbagi dalam tiga tahap:
1. Tahap persiapan
Dalam
tahap ini dilakukan survey terlebih dahulu ke lokasi magang yaitu di UD. Maju
Jaya kemudian pengajuan judul kepada pembimbing dan melakukan penyusunan
proposal magang.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam
pelaksanaan praktek lapang kerja ini dapat dibagi menjadi dua yaitu melaksanakn
semua kegiatan rutin seperti membersihkan dan member pakan, mengadakan paktek
secara langsung. Tahap yang kedua yaitu pengambilan data dilaksanakan dengan
cara pengamatan langsung pada bangunan kandang serta melakukan wawancara dengan
pemilik peternakan , pegawai kandang yang bersangkutan .
3. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Keterangan
|
1.
|
Survey
|
18
Januari 2012
|
|
2.
|
Penyusunan
proposal
|
20
– 22 Januari 2012
|
|
3.
|
Pengajuan
Proposal dan bimbingan
|
23
– 27 januari 2012
|
|
4.
|
Pemberangkatan
|
30
Januari 2012
|
|
5.
|
Perkenalan dengan pemiliki dan karyawan
|
30
januari – 1 Februari 2012
|
|
6.
|
Pengumpulan data primer dan sekunder
|
2 –
28 Februari 2012
|
|
7.
|
Evaluasi dan perampungan data-data
|
29 Februari
2012
|
|
8.
|
Selesai
|
1 Maret
2012
|
|
9.
|
Pengolahan
data, konsultasi dan pembuatan laporan.
|
2 Maret 2012
|
|
10.
|
Laporan
dan Ujian
|
10 April 2012
|
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum
1. Kondisi daerah
Desa Bunder Ampeldento
menjadi lokasi peternakan ayam petelur milik Ibu Dwi Ratna Juwita atau UD. Maju
Jaya masuk dalam wilayah kecamatan Karangploso, kabupaten Malang (± 10 km dari
kota Malang). Mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat desa ini adalah
sebagai petani dengan padi sebagai tanaman utamanya, selain itu sebagian besar
areal juga ditanami sayuran.
Keadaan daerah ini sangat
cocok untuk lokasi peternakan ayam petelur karena mempunyai suhu udara berkisar
antara 27º C sampai 30º C pada siang hari, pada malam hari berkisar antara 23º
C sampai 27º C.
Keadaan air untuk
peternakan Ibu Ratna menggunakan sumber air sumur yang berada di dalam lokasi
kandang. Kebutuhan air pada peternakan Ibu Ratna selalu tercukupi, walaupun
musim kemarau panjang air masih tersedia. Keadaan ini sangat mendukung usaha
peternakan, khususnya ayam petelur yang sangat membutuhkan air dalam
pemeliharaannya.
2. Sejarah peternakan
Usaha peternakan UD. Maju Jaya memulai usahanya dari beternak ayam petelur
pada tahun 2005. Usaha ini pada mulanya adalah milik orang tuanya kemudian
diteruskan sendiri oleh Ibu Ratna setelah lulus SI di Universitas Muhammadiyah
Malang. Ibu Ratna terjun ke dunia peternakan hanya berbekal pengalaman yang
didapatkan dengan semangat yang kuat peternakan Ibu Ratna mengalami perkembangan yang cukup baik.
Populasi ayam pada
awalnya hanya 1000 ekor, kemudian berkembang menjadi ± 9000 ekor sampai
sekarang. Peternakan ini menempati lahan bekas persawahaan dengan luas sekitar
1 h. Pemasaran hasil produksi dari peternakan ini langsung diambil oleh agen
dan di pasarkan sendiri oleh agen tersebut
pada konsumen langsung. Jalur pemasarn tersebut diatas, peternak tidak
perlu lagi memasarkan sendiri kepasar mengingat pemilik peternakan tersebut
sangat sibuk mengurus pekerjaan lainya seperti guru, kulia dan mengurus rumah
tangganya. Tenaga kerja yang ada di peternakan ini sebanyak 4 orang suami
istri. Masing-masing tenaga kerja
menangani 2 kandang mulai dari penyediaan pakan, minum, pengambilan
telur, pembersihan kandang sekaligus melakukan pencatatan hasil produksi dan
pencampuran pakan.
Tabel 2. Jadwal kegiatan
di peternakan UD. Maju jaya sebagai berikut:
Pukul
|
Aktivitas
|
05.30 - 07.00
07.00 - 10.30
10.30 - 11.30
11.30 - 13.00
13.00 - 15.00
15.00 - 16.30
|
Memberi pakan 1 dan
mengontrol nipple
Istrahat
Pengambilan telur 1
Pemberian pakan
Istrahat
Pengambilan telur +
membersihkan sisa pakan dan peralatan kandang + pencampuran pakan.
|
B. Tinjaun Khusus
1. Tata laksana Pemeliharaan
Strain ayam ras yang digunakan oleh peternak UD. Maju
Jaya adalah ISA Brown. Menurut pemilik
strain ISA memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri, strain ini memeliki
produksi yang bagus serta cepat mencapai puncak namun mudah terkena penyakit.
Produksi ayam petelur
yang dihasilkan dari pemeliharaan tersebut adalah 75% - 80% dan memeliki masa
produksi 30 minggu.
Malik (2003) menyatakan
bahwa budidaya ayam petelur membutuhkan waktu lebih lama dari pada ayam
pedaging. Ayam petelur umur 19 minggu sudah mulai berproduksi, ini berarti selama
19 minggu investasi terus ditanamkan tampa pemasukan. Ditinjau dari segi
produktivitas, manajemen pemeliharaan umur 1-19 minggu sangat menentukan
produktivitas telur. Apabila manajemen pemeliharaan pada masa pertumbuhan tidak
baik maka produksi yang diperoleh tidak akan menunjukkan kualitas produksi yang
maksimal.
Alasan peternak memlih
strain ISA karena memeliki keunggulan seperti berproduksi sangat tinggi sekitar
90%, usia produksi 17 bulan, kerabang
telur sangat bagus (warna, berat telur), mortalitas sangat rendah dan harga
ayam jika di afkir masih bagus.
Pemelihan bibit yang akan
dipelihara di peternakan UD. Maju Jaya dilakukan dengan sangat hati-hati dan
teliti, karena bibit sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kedepan.
Pemelihan bibit didasarkan atas beberapa hal diantaranya, dari segi kesehatan,
tingkat kemampuan produksi dan ciri khas
bangsa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemelihan bibit yakni, mata
cerah, kloaka bersih, lincah dan bulu bersih jika anak ayam ( DOC ) tidak memenuhi persyaratan persayaratan tersebut
maka dilakukan culling atau dipisahkan
dari DOC yang memenuhi persyaratan
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Johari ( 2005 ) dalam memelih bibit
ayam petelur harus dilihat dari segi ekonomis serta kemampuan berproduksi
tinggi dan cukup menguntungkan.
Usaha yang
dilakuakan oleh peternakan UD. Maju Jaya terhadap
anak aym (DOC) yang baru datang adalah memberikan air minum yang dicampur
dengan air gula dengan tujuan memberikan tambahan energi untuk anak ayam yang
tercekam (stress) akibat perjalanan dari pembibitan ke peternakan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rasyaf (1994), air gula akan memberikan tambahan tenaga” siap pakai” untuk anak
ayam yang tercekam (stres) akibat perjalan dari pembibitan kepeternakan.
2. Perkandangan
Sistem pemeliharaan yang
diterapkan di peternakan
UD. Maju Jaya merupakan sistem intensif, aktivitas ternak
sangat terbatas dalam kandang semua kebutuhan hidup ternak tergantung pada yang
disediakan dan perlakuan ternak. Kelebihan sistem tersebut memudahkan pengawasan,
pengaturan suhu dan kelembaban, pengaturan cahaya, mempunyai ventilasi yang
baik serta penyebaran penyakit mudah diatasi. membutuhkan modal yang sangat besar untuk
pembuatan kandangnya.
2.1. Lokasi Kandang
Kandang didirikan pada sebidang
tanah datar diareal persawahan dengan jarak kurang lebih 100 meter dari
pemukiman penduduk dan jalan raya. Struktur tanah diareal tersebut padat namun
mudah meresap air. Bangunan kandang didirikan pada tanah yang agak ditinggikan
sedikit dari tanah sehingga diharapkan kandang tidak kemasukan air dari akibat
hujan dan sebagainya.
Lokasi kandang di tanami pohon pisang dan di belakang
kandang terdapat pohon bambu yang
sengaja ditanam dengan alasan agar dapat dimamfatkan untuk bangunan kandang
kelak. Hal tersebut diatas sesuai dengan pendapat Suprijatna (2005), kandang
harus jauh dari sumber kebisingan dan jauh dari pemukiman.
2.1. Konstruksi Kandang
Kandang ayam layer yang
berada di UD. Maju Jaya menggunakan sistem batterey. hal ini sesuai dengan pendapat
Wiharto (2000), kelebihan dari model ini adalah kotoran ayam dapat lansung
jatuh kolong kandang sehingga memudahkan dalam pembersihannya. Prayitno (1996),
menyatakan bahwa penggunaan kandang
model batteray ini mempunyai kelebihan jika di bandingkan dengan model
kandang lainnya diantaranya: Tingkat produksi tiap ekor dan kesehatan tiap ekor dapat terkontrol, memudahkan
pengontrolan pakan, kanibalisme dapat terhindar dan penyakit tidak mudah
menular.
Batteray disusun 3 tingkat memanjang. Menurut
prayitno (1996) penyususunan cage dan jumlah tingkat yang digunakan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Ø Susunan cage harus
memudahkan kegiatan pekerja
Ø Susunan cage maksimal 3
tingkat
Ø Susunan cage harus
memudahkan dalam pengambilan kotoran
Ø Susunan cage harus
mempertimbangkan tinggi, luas kandang dan model yang ada.
Bentuk kandang batteray
yang digunakan pada peternakan tersebut yaitu kandang batteray yang disusun
seperti tangga dengan ukuran tiap kotak dengan
panjang 39 cm, lebar 22 cm, tinggi belakang 31 cm dan tinggi depan 33 cm
dengan kemiringan 5 cm. Ukuran ini hampir sama dengan pendapat wiharto (2002),
bahwa ukuran kandang batteray adalah panjang 40 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 40
cm setiap ekor . Tiap kotak batteray berisikan satu ekor ayam. Jarak jalan
tengah antara deretan satu dengan lainya 100 cm. Ukuran ini tidak telalu sempit sehingga ayam
tidak mengalami kesulitan bergerak. Kebebasan bergerak ini akan menimbulkan
ayam menjadi tidak stress sehingga kandang mampu berpungsi sebagai mestinya.
Jika kandang sudah mampu memberikan rasa aman, segar dan bebas bergerak berarti kandang tersebut sudah memnuhi
syarat.
Sedangkan ukuran kandang di peternakan ini adalah panjang
kandang 25 m, lebar 5,25 m dan tinggi kandang
dari atap ke tanah 4 m. Dengan jumlah batteray 12 buah di bagi menjadi tiga
deret dengan sistem penempatan silang berhadapan dalam satu deret dan
bertingkat 3.
a. Atap
Bentuk atap mempengaruhi
sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang dan sebaliknya. Oleh karena
itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan kandang.
Kandang ayam petelur fase
layer di UD. Maju Jaya menggunakan jebis atap semi monitor karena memeliki
kelebihan dalam kecepatan sirkulasi tinggi. Jenis atap dipilih supaya udara di dalam
kandang sangat lancar sehingga ternak dapat melakukan aktivitasnya dengan
nyaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmomarsono (2005), kandang yang beratap
A, ruangan dalam kandang lebih panas dibandingkan dengan ruangan kandang
beratap semi monitor karena mempunyai
kecepatan sirkulasi yang sangat tinggi sehingga menghasilkan ruangan yang lebih
sejuk. Kandang beratap tipe A cocok untuk pemeliharaan anak ayam fase starter
yang butuh keadaan lebih hangat. Untuk ayam layer lebih sesuai dengan atap semi
monitor.
Untuk bahan atap
menggunakan bahan jenis genteng karena genteng merupakan jenis bahan yang
ekonomis untuk mencapai suhu dalam kandang yang sejuk. Selain genteng dapat
juga menggunakan bahan atap jenis seng yang harganya lebih murah, namun
penggunaan bahan seng sebagai atap akan
dapat berpengaruh terhadap suhu dalam
kandang yang akan lebih panas
dibandingkan dengan genting. Dari segi pengalaman atap genting akan dapat menghasilkan bangunan dalam kandang paling sejuk bila dibandingkan menggunakan
seng, namun pengaruh suhu dalam kandang tidak sebanding dengan harga genteng
tersebut. Akhirnya Ibu Dwi Ratna
meniggikan atap dan memilih seng sebagai bahan untuk mendapatkan suhu
yang obtimal dan biaya yang terjangkau.
b. Dinding
Dinding kandang pada UD.
Maju Jaya menggunakan jenis dinding tertutup. Mengunakan dinding yang terbuat
dari bambu. Hal ini sesuai pendapat
Malik (2001), di daerah subtropis
dinding umumnya tertutup dan menggunakan foam ( bahan stry foam untuk membuat
dinding kedap temperatur) atau bahan rapat lainya.
c. Lantai
Lantai pada kandang 1 dan 2 menggunakan lantai jenis padat atau rapat
yang bahanya dari tanah. Pada kandang 3 menggunakan lantai slatt yang berbentuk panggung yang terbuat
dari bambu, tinggi dari tanah ke lantai slatt panggung adalah 110 cm. Lubang lantai 2,5 cm dan besarnya
bilah 2 cm. Lantai kandang tersebut bertujuan untuk memudahkan operasional dandang dan menjaga kebersihan.
Lantai batteray menggunakan jenis renggan atau
berlubang dengan menggunakan bahan bambu.
2.3 Peralatan Kandang
Peralatan
yang terdapat dalam kandang antara lain adalah tempat pakan yang terbuat dari
pipa paralon (pipa PVC) 5 yang dibelah menjadi dua dengan lebar permukaan 9 cm,
kedalaman 5 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan panjang seluruh batteray
dalam kandang
Tempat minum yang digunakan pada
peternakan UD.Maju Jaya ini adalah pada
kandang 1 dan 2 menggunakan pipa biasa sedangkan pada kandang 3 adalah otomatis
(sistem nipple).
Mengenai penempatan pemasangan bak
kontrol dapat dipasang di bagian tepi
kandang bagian depan. Konpensasinya akan lebih menghemat penggunaan panjang
pipa karena instalasinya lebih praktis. Jumlah bak kontrol tersebut sebanyak
satu buah pada tiap kandang.
Penambahan cahaya sangat diperlukan
untuk ayam periode layer disamping pencahayaan alami sebanyak 12 jam. Pemberian
cahaya tambahan pada periode bertelur berguna untuk proses kematangan seksual.
Pada peternakan ini memberikan tambahan cahaya pada pukul 17.00 – 21.00 WIB.
Lampu yang digunakan yaitu jenis bola lampu neon. Pada kandang 1 dan 2 bola
lampu yang digunakan sebanyak 10 buah dan kandang 3 sebanyak 13 buah.
Penambahan sinar pada malam
hari juga merupakan manajemen yang
mempunyai maksud dan tujuan tertentu, artinya penambahan sinar tersebut tidak
hanya bertujuan agar supaya ternak menghabiskan konsumsi pakan 65% pada malam
hari dan beraktivitas aktiv dalam proses produksi namun juga bertujuan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan distribusi telur.
Menurut Yuwanta (2000), Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh
terhadap baik buruknya dalam memproduksi telur. Induk ayam memerlukan cahaya
yang konstan selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak terpenuhi maka
mereka akan berhenti bertelur dan mulai mencabuti bulunya.
2.4. Sanitasi
Sanitasi lingkungan
kandang dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar kandang dari
sampah dan kotoran. Hal ini dilakukan dengan cara menyapu lingkungan sekitar
kandang yang dilakukan setiap hari. Sanitasi bertujuan untuk mencegah
terjadinya serangan penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang kotor.
Sanitasi dilakukan dengan ditaburi kapur dolosit pada feses.
Program sanitasi yang
dilakukan oleh peternakan UD. Maju Jaya sudah cukup bagus, tetapi masih ada
kekurangannya yaitu pada waktu melaksanakan manajemen setiap hari dan
pelaksanaan vaksinasi para pekerja tidak disterilisasi terlebih dahulu, pada
waktu istirahat para pekerja tersebut bebas keluar masuk lingkungan kandang.
Hal ini akan sangat memungkinkan adanya suatu penularan penyakit. Penularan
penyakit dapat terjadi bukan hanya kontak langsung dengan ayam yang sakit,
lewat pakan dan air minum, tetapi juga dapat terjadi karena ada tenaga kerja
yang membawa bibit penyakit tersebut dan tenaga kerja tersebut tidak steril.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan
magang pada peternakan Ibu Ratna, maka dapat disimpulkan bahwa dalam sistem
manajemen perkandangan ayam petelur periode layer yang dilakukan sudah cukup
bagus terbukti dengan angka kematian (mortalitas) hanya sebesar 0.99 %. Hal ini
didasarkan karena desain kandang dibuat sesuai dengan iklim di daerah Bunder
Ampeldento, konstruksi kandang sesuai dengan kebutuhan ternak, kebersihan
sangat terjaga karena setiap karyawan membersihkan lingkungan kandang dan
sekitarnya.
B.
Saran
a. Peralatan kandang seperti tempat pakan dan
tempat minum hendaknya disucihamakan terlebih dahulu sebelum digunakan, supaya
bibit penyakit yang ada akan mati
b. Letak kandang Layer hendaknya dipindah agak
jauh dari perumahan penduduk dan dari peternakan yang lain agar penularan
penyakit dari tidak terjadi.
c. Kandang harus dilengkapi dengan pagar sehingga
dapat mengurangi resiko penyebaran penyakit atau gangguan hewan lainnya
d. Perlu adanya control kinerja terhadap karyawan
karena masih terdapat kinerja karyawan yang dapat mempengaruhi angka
pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1990. Pemeliharaan
Ayam Ras. Kanisius.
Yokyakarta.
Akoso,
T. B., 1998. Kesehatan Unggas Pedoman
Bagi Petugas Teknis, Penyuluh Dan Peternak. Kanisius: Yogyakarta.
Cahyono,
D.,1994. Analisis Kelayakan Beternak Ayam
Ras Petelur Dalam kandang Batteray. CV. Aneka : Solo
Djanah.D.,
2004. Beternaka Ayam Dan Itik. CV.
Yasaguna : Jakarta
Ginting,
N., 1994. Manajemen Kandang Ayam. Majalah
poltry Indonesia : Jakarta.
Indarto,
1989. Beternak Unggas Berhasil. CV.
Armiko: Bandung.
Johari, S., 2005. Sukses Beternak Ayam Ras
Petelur. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Malik, A., 2001. Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM :
Malang.
Murtidjo, A. B., 1995. Pengendalian
Hama Dan Penyakit Ayam. Kanisius : Yogyakarta
Priyatno, M., 1996. Membuat Kandang
Ayam. Penebar Swadaya : Jakarta.
Rasyaf, M., 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius : Yogyakarta.
Samosir
D.J 2002. Mengtasi Permasalahan Beternak
Ayam. Penebar swadaya : Jakarta
Sudarmono, 2007. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius: Yogyakarta.
Tabbu, 2006. Penyakit
Ayam dan
Penanggulangannya. Kanisius : Yogyakarta.
Sudaryani, T., 1994. Teknik Vaksinasi dan Pengendalian Peyakit
Unggas. Penerbit Swadaya: Jakarta.
Wiharto, 1985. Petunjuk Beternak Ayam. Lembaga Penerbitan UB : Malang.
Yuwanta, T. 2000. Dasar Ternak Unggas. Handout. Fakultas Peternakan, Universitas
Gadjah Mada,
Yogyakarta.