Selasa, 26 Juni 2012


SISTEM MANAJEMEN PERKANDANGAN  PADA AYAM PETELUR PERIODE LAYER DI  UD. MAJU JAYA DESA BUNDER AMPELDENTO KARANG PLOSO - MALANG




LAPORAN
 PRAKTEK KERJA LAPANG




Untuk Memenuhi Persyaratan Salah Satu Tugas Akhir







 













HARMINA
NIM : 09910042









JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
















1.     PENDAHULUAN


A.    Latar  Belakang
   Perkembangan peternakan dewasa ini menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, demikian halnya dengan peternakan unggas. Hal ini dapat dilihat dengan perkembangan populasi ternak unggas dan pertumbuhan jumlah  populasi ternak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 
               Keberhasilan usaha peternakan ayam petelur sangat ditentukan oleh breeding, feeding, dan manajemen. Dan keberhasilan tersebut dapat diukur dengan tingkat keuntungan yang didapatkan manajemen perkandangan yang merupakan salah satu penentu keberhasilan bagi usaha peternak. Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan oleh unggas sebagai tempat tinggal sejak awal pertumbuhan sampai masa akhir produksi. Oleh karena itu kandang yang disediakan harus busa menjamin kenyamanan dan kesehatan dan kemudahan tenaga kerja  dalam penanganan unggas sehingga unggas mampu berproduksi secara maksimal. Pembangunan kandang yang salah akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Peternak dapat mengalami kerugian sebelum berproduks. Oleh  sebab itu pembangunan kandang dan system perkandangan harus benar-benar diperhatikan karena pada keduanya tertanam investasi yang tidak sedikit.
               Manajemen perkandangan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, hal yang berkaitan dengan manajemen perkandang  meliputi desain kandang, bahan kandang, kapasitas kandang, tata letak kandang serta saniatsi kandang dan penanganan limbah. Karena beberapa hal ini sangat sangat berhubungan erat dengan kenyamanan ayam didalam kandang. Jika kenyamanan tercukupi maka ayam dapat beraktifitas yaitu makan, minum, tumbuh dan berproduksi dengan leluasa. Selain itu perawatan kandang juga harus diperhatikan agar peralatan kandang tetap bersih dan bias tahan lama, sebab jika peralatan kandang tahan lama maka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk periode selanjutnya dan penghematan ini bias menambah pemasukan atau keuntungan. Jika kebutuhan ayam terpenuhi maka ayam dapat berproduksi secara maksimal.
Alasan mengambil di lokasi UD. Maju Jaya karena Peternakan ini cukup berkembang, sudah memenuhi persyaratan manajemen perkandangan yang baik karena mempunyai produktivitas tinggi, lebih unggul dan lebih tahan terhadap penyakit.
B.     Rumusan masalah
Pokok permasalahan dalam praktek kerja lapangan ini adalah bagaimana  manajemen perkandangan peternakan ayam petelur periode layer  yang diterapkan oleh UD. Maju Jaya Karangploso Malang
C.      Tujuan
Tujuan pelaksanaan magang ini adalah untuk mengetahui manajemen perkandangan peternakan  ayam petelur periode layer yang di terapkan UD. Maju Jaya Karangploso Malang
D.    Sasaran
     Untuk mengetahui lebih jauh mengenai manajemen perkandangan ayam petelur pada peternakan UD. Maju Jaya di Karangploso Malang.
E.     Output / Luaran
Dengan diadakanya praktek kerja lapangan ini Mahasiswa dapat emperoleh pengalaman serta memberikan infomasi di masyarakat yang mebutuhkan, khususnya mengenai menejemen perkandangan, Sebagai dorongan bagi mahasiswa untuk lebih aktif, kreatif dan produktif dalam pengembangan ilmu peternakan dan Mahasiswa dapat ikut serta menilai dan membuktikan secara langsung tentang semua teori-teori yang telah diterima  dari kampus dengan keadaan lapangan










II.  KAJIAN TEORI


A.    Ayam  Petelur
Ayam ras adalah ayam yang diketahui pasti rasa tau galurnya yang merupakan hasil persilangan dari berbagai kelas , bangsa, atau varietas dan biasanya dihasilkan oleh perusahan pembibitan dengan tujuan tertentu yaitu daging atau telur. Ditinjau dari perkembangan iptek, kemajuan pada ayam broiler akibar dari penerapan ibtek, dapat dilihat dari konversi pakan yaitu banyak pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan kg bobot hidup . pada tahun 1960,  konversi pakan 2,9 sementara pada tahun 1990,  konversi  pakan turun menjadi 1,9.
Secara umumayam adalah salah satu hewn yang termasuk didalam kelas unggas dengan klasifikasi sebagai berikut:
Phylum             : Chordota
Class               : Aves
Sub Class        : Neornithes
Orda                : Gallifornis
Family             : Phasianidae
Genus              : Gallus
Spesies              : Gallus-Gallus, Gallus lavayeti, Gallus varius, Gallus sonnerti.
Dari berbagi spesies ini nantinya akan menghasilkan ayam piaraan yang ada seperti sekarang ini (Malik, 2001).
Ayam petelur adalah unggas yang khusus dipelihara untuk dipanen dari produksi telurnya. Secara normal umur dewasa ayam petelur adalah antara4,5 bulan sampai 5,5 bulan atau 18 minggu sampai 20 minggu, pada ayam umur tersebut dipersiapkan untuk calon petelur yang unggul. Lebih lanjut (Suharno,1992), menyatakan bahwa untuk beberapa kawasan tertentu telur-telur berwarna coklat memeliki pasaran yang baik, ayam petelur dengan telur-telur berwarna putih (leghorn putih dan leghorn silang) dianjurkan untuk digunakan dala produksi telur komersial.
Ayam ras petelur dapat dibagi dua berdasarkan warna bulu dan warna kerabangnya(kulit telur). Pertama, ayam petelur putih yang berbulu putih  dan telurnya berwarna putih pula, tubuhnya ramping sekali, mata bersinar tajam, jengger tunggal berwarna merah darah, ayam ini mampu bertelur banyak sekali dan dikenal sebagai ayam petelur unggul. Kedua aym ras berbulu coklat dan warna kerabangnya juga coklat, ayam ini agak emuk, pada, telur lebih besar tetapi dilihat dari segi jumlah lebih sedikit. Ayam petelur ini dikenal dengan ayam petelur dwiguna (Rasyaf, 2002)
B.     Perkandangan
            Kandang adalah suatu bangunan yang digunakan oleh unggas sebagai tempat tinggal sejak awal pertumbuhan sampai masa produksi. Oleh karena itu kandang yang disediakan harus bisa menjamin kenyamanan dan kesehatan bagi penghuninya, sehingga unggas mampu berproduksi secara maksimal. Dalam pembuatan kandang harus memperhatukan karaktaristik biologis unggas, sehingga kandang yang tersedia nantinya tidak menimbulkan cekaman bagi unggas tapi bisa memberikan kenikmatan berproduksi. Dengan demikian kandang unggas dikatakan baik adalah suatu bangunan yang memenuhi karaktaristik biologis unggas, sehingga unggas mampu broroduksi sesuai dengan potensi genetikanya (Malik, 2001)
            Kandang merupakan salah satu sarana yang terpenting untuk terselenggaranya peternakan secara intensif, disamping sarana-sarana lain yang mendukung. Berdasarkan tingkat umur ayam ad tiga macam kandang yang perlu diketahui yaitu kandang pembibitan, kandang pembesaran ayam dan kandang ayam dewasa yang sudah berproduksi yaitu kandang postal, kandang rend an kandang system batteray (Priyatno, 1996).
            Pada peternakan modern kandang dibangun dengan system praktis dan tidak mengunakan tempat terlalu luas tetapi dapat berdayaguna semaksial mungkin, kandang ddibuat sesuai dengan selera masing-masing dengan memperhatikan tempat tinggal dan lokasi yang tersedia (Malik, 2006). Mengingat peranan kandang sebagai sarana produksi usaha ternak ayam sangat penting, maka kandang harus dipersiapkan dengan baik  sehigga kendang tersebut benar-benar siap huni (Ginting, 1994).
1.      Fungsi kandang
Kandang berpungsi untuk melindungi ternak dari panasnya matahari, hujan, angin, dan udara yang dingin serta gangguan binatang buas, memudahkan tatalaksana yang meliputi pemeliharaan, pemberian pakan dan minum serta pengawasan terhadap kesehatan ternak, memudahkan tenaga kerja dalam penanganan kegiatan sehari-hari (Cahyono, 1944)
Menurut Malik (2001), ditinjau dari fungsinya, kandang mempunyai pungsi sebagai berikut:
a.       Pelindungan dari kondisi klimat yang tidak sesuai seperti cahaya matahari langsung, hujan, angin yang kencang.
b.      Perlindungan dari hewan liar seperti  ular, kucing atau musang.
c.       Tempat unggas melakukan kegitan rutin seperti makan, minum dan beristrahat.
d.      Tempat unggas tumbuh, produksi dan berkembang.
e.       Tempat tenga kerja melakukan menanganan unggas.
2.      Jenis-jenis Kandang
a.       Kandang Postal
                  Kandang postal merupakan kandang pemeliharaan terhadap ternak unggas yang berbentuk seperti rumah, sekliling kandang tertutup oleh pagar rumah. Kandang ini tidak mempunyai kandang pengumbaran dimana ayam tersebut dimasukkan kedalam kandang maka ayam tersebut selamanya akan tinggal didalamnya dan biasa hanya dipakai untuk ayam pedaging juga untuk ayam penjantan yag digunakan untuk pemeliharaan pembibitan( Rasyaf, 1985)
                  Menurut Malik (2001) kandang postal adalah kandang tampa halaman umbaranm. Unggas sepanjan hari berada dalam kandang . kandang postal ini pada lantainya dilengkapi dengan litter, oleh karena itu kandang ini disebut juga kandang litter.
b.      Kandanga Ren
                  Kandang ren ini merupakan  kandang yang dilengkapi dengan halaman umbaran, jadi pada kandang ini, kandang terbagi menjadi dua bagian, pertama kandang utama yaitu bagunan kandang beratap beserta perlengkapan kandangnya seperti tempata pakan, minum dan sarang bertelur. Kedua bagian umbaran yaitu bagian halaman diluar kandangutama dan dikelilingi pagar yang digunakan unggas ekserxeis( Malik, 2001).
c.       Kandang Batteray
      Kandang batteray yaitu kandang yang bentuk dan susunannya terdiri dari beberapa sangkar ataau ruang kandang. Dalam kandang ini setiap sangkar atau ruang kandan dihuni oeh satu ekor ayam, kandang yang diatur berderet memanjang. Kandang ini memang tepat digunakan untuk pemeliharaan ayam petelur, selain perawatanya praktis juga dapat menjamin ketenangan dan mencegah kanibalisme pada ayam, dengan demikian produksi telur dapat lebih tinggi. Ayam yang dipelihara dalam kandang ini geraknya sangt terbatas, maka peternak harus sering mengontrol mengenai kebutuhan makan dan minum ntuk kehidupan ayam tersebut (Rasyaf, 1996)
                  Menurut Malik (2001), kandang btteray merupakan kandang unggas berbentuk sangkar dan disusun berderet-deret dan bertingkat. Sangkar btteray bisa disusun dengan berbagai cara tergantung lahan dan selera pemilik. Penetaan sangkar bateray diantara dengan cara stair step, double deck stair step, Triple deck stair step, Single deck, Flat deck, Double deck offset, Triple deck offset, Vertikal double deck , Vertikal triple deck.
Beberapa prinsip yang harud dicapai dalam penyusunan sangkar bateray adalah:
1.      Mudah member pakan dan minum
2.      Mudah untuk membersihkan tempat minum dan pakan
3.      Mudah membersihkan kotoran unggas yang jatuh ke bawah kandang.
4.      Tidak menggangu unggas setiap diadakan manajemen
   Kandang batteray biasanya juga dibedakan menjadi dua macam yaitu kandang battery individu ( satu sangkar satu ayam) dan kandang koloni ( satu sangkar diisi lebih dari satu ekor). Kandang koloni merupakan kandang yang bentuknya sama dengan kandang batteray hanya saja pada kandang ini tampa ada pagar-pagar penyekat seperti kandang betterai. Pada kandang koloni ini satu ruangan dapat memuat puluhan ekor ayam, sebagai tempat makan dan minum dapat diletakkan diluar kandang ebagaimana pada kandang batteray. Pengunaan pada kandang koloni ini dapat digunakan untuk memlihara ayam petelur maupun ayam pedagiang (Sudaryani, 1994).
3.      Syarat-syarat Kandang
      Syarat kandang yang harus dipenuhi untuk bangunan yang baik terutama mengenai lokasi tambahan, letak antar kandang, ruangan yang cukup penyinaran dalam kandang merata, penggunaan bahan bangunan yang tahan lama, murah dan memenuhi syarat, bentuk dan sisitem atap yang tidak merugikan, lebarkandang yang cukup dan perawatan kandang yang memadai (Suharno, 1992).
       Dalam suatu usaha peternakan unggas komersial kadang dikatakan baik tidak hanya sekedar bisa memenuhi persyaratan teknis namun juga harus memperhatikan persyaratan ekonomi. Dengan demikian persyaratan dalam pemuatan kandang perlu diperhatikn sebagai berikut:
a.       Syarat kandang dari segi ekonomi
Ø Tanah relatif murah dan dan tersedia cukup luas dengan harapan masih memungkinkan untuk menggembangkan usaha secara leluasa.
Ø Mudah memperoleh air dan penerngan
Ø Transportasi mudah dan hubungan atau komunikasi lancer
Ø Terisolir dari lalu lintas umum dan jauh dari pemukiman penduduk
Ø Muadah memperoleh tenaga kerja
b.      Syarat kandang dari segi kesehatan
Ø  Lokasi kandang
                  Lokasi kandang hendaknya dipilih tanah yang paling tinggi dari komplek yang tersedia. Dan dilengkapi dari system drainase yang baik dengan demikian keadaan sekitar kandang selalu kering pada musim hujan tidak terjadi genengan-genangan air didalam maupun disekitar kandang. Hindari bangunan kandang dilokasi bebrukit atau dibawah bukit atau cekungan. Sebab akan menggangu sirkulasi kandang maupun pengaturan drainase.
Ø  Ventilasi udara
            Ventilasi bagian dari kndang yang berpunsi sebagai jalan keluar masuk udara kedalam dan keluar kandang. Dengan ventilasi yang baik fungsi biologs ayam yang berhubungan dnan pernapasan selalu terjamin baik, ehingga secara tidak langsung ventilasi pembatu terhadap efesiensi makanan, kesehatan dan pertumbuhan. Udara kandang segar yaitu persediaan oksigen cukup, kandungan CO2 rendah. Ventilasi udara yang normal CO2 21%  dan CO2 sebanyak 0,03%.
Ø  Sinar Matahari
                  Cahaya matahari tidak hanya penting dalam menciptakan  kandang yang terang kering dan idak lembab, namun jga diperlukkan bagi unggas sedang berproduksi khusunya unggas petelur.
Ø  Suhu
                  Suhu mempunyai perananan penting bagi kehidupan unggas. Unggas baru bisa melakukan aktivitaya secara rutin normal apabila udara didalam kandang mempunyai suhu yang ideal yaitu 21 - 6 C. untuk daerah tropis sushu ideal dalam ruangan kandang ayam muda dan dewasa berada antara 21 - 27C. sedangkan unggas yang masih yang masih periode sterter suhu ideal antara 30 C-35 C.
Ø  Kelembapan
                  Kelembapan yang dibutuhkan unggas berkisar 60%. Kelembapan yang tinggi menyebabkan bibit penyakit  dengan mudah tumbuh dan berkembang biak.
Ø  Pohon Pelindung
         Untuk menciptakan udara didalam kandang lebih sejuk di bandingkan udara diluar kandang, disekitar kndang ditanami pohon-pohon pelindung, karena lindungan pepohonan itu dapat membuat udar segar terasa lebih nyaman dan menyenangkana. Antara kanang sebaiknya ditanami pohan yang lebih pendek  misalnya tomat, cabe dan lain-lain. Pagar areal gandang ditanami pohon setinggi 1,5m - 2m
Ø  Hujan dan angin keras
         Kandang unggas didaerah tropis secara umum memang harus terbuka, mengingat  kandang dituntut menyediakan udara yang selalu segar, masuknya sinar matahari dan penerangan kandang akan tetapi hendaknya dijaga jangan sampai memungkinkan hujan dan angin keras dan mudah dapat masuk didalamnya (Malik, 2001)
4.      Bahan dan  Alat Kandang
                  Bahan kandang hendaknya dibuat dari bahan-bahan yang harganya relative murah tetapi diharapkan berkualitas misalnya bamboo, kayu ataupun papan bekas, kecuali untuk ternak yang  berkapasitas diatas 7000 ekor ke atas sebaiknya digunakan bahab-bahan yang kualitasnya permanen misalnya untuk kandang batteray  ayam petelur priode3 layer digunakan bahan bakunya untuk kandang adalah besi kawat (Rasyaf, 1982).
                  Menurut Malik (2001), beberapa fasilitas didalam kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan dan tempat minum, alat pemanas induk buatan, tempat bertelur dan lampu penerangan. Untuk system lampu postal untuk petelur dewasa harus dilengkapi untuk sarang telur dan tempat pengerang. Bentuk ukuran dan jumlah peralatan yang akan dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.       Sesuai dengan umur unggas
b.      Mudah dicapai oleh unggas
c.       Tidak mudah dikotori dan mudah dibersihkan
d.      Tidak menggangu tatalaksana
e.       Mencukupi jumlah unggas agar tidak saling berebutan
                  Peralatan kandang diperlukna meliputi indukan buatan, tempat pakan dan minum, tirai pembatas, lampu listrik atau minyak dan thermometer. Dalam hal ini peralatan bias berpengaruh terhadap nafsu makan dan dapat juga mempengaruhi  tingkat produksi. Selaim itu peralatan yang tahan lama juga menambah nilai ekonomis yang nantinya peralatan ini bisa digunakan untuk periode selanjutnya (Sudaryani, 2005).
5.      Konstruksi Kandang
a.      Atap kandang
                  Atap kandang hendaknya tidak terbuat dari seng aau bahan lain yang dapat menimbulkan panas dalam ruangan , lebih praktis jika atap terbuat dari genting dan tidak dianjurkan pembuatan kandang terlalu pendek karena dapat menyebabkan panas dalam ruangan, ada berapa bentuk model atap pada kandang:
1.      Bentuk atap monitor
                  Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran udara pada bagian atap lebih sempurna pada bagian monitor terbuka seluruhnya sehingga peredaran udara masuk mapun keluar secara langsung dapat berganti(Djanah, 1981). Atap jenis dipergunakan apabila ukuran kandang cukup las atau lebar kandang lebih dari 3,5 m dan jumlah unggas yang dipelihara banyak. Jenis ini sangat bagus terutamabola dikaitkan dengan fungsinya membantu sirkulasi udara kandang (Malik, 2001)
2.      Bentuk atap semi monitor
                  Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran udara masuk kedalam kandang melalui  bagianatap pada atap monitor. Adanya saluran udara seperti itu maka diharapkan pergantian udara dalam andang dan dapat lancar untuk menjamin kesegaran dan udara dalam kandang yang diperlukan oleh ayam (Sujinohadi, 1995). Menurut Malik (2001), atap semi monitor merupakan gabungan dari jenis atap monitor dan gable, umumnya di pergunakan untuk memelihara unggas dalam jumlah sedikit
3.      Bentuk atap gable
                  Jenis atap ini dipergunakan untuk ukauran kandang yang kecil dan jumlah pemeliharaan unggas yang sedikit. Kandang dengan uura lebar lebih dari 4 meter tidak cocok menggunakan atap jenis ini ( Malik, 2001). Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran udara dibagian dinding depan separuh bagian terbuat dari rambilah bambo yang seperti keranjang. Saluran udara sebagian dapat  melalui sisi bagian kiri dan atap rumah (Djanah, 1981).
b.      Lantai kandang
Lantai kandang di bedakan menjadi beberapa macam  yang pertama  lantai slat yang merupakan  lantai kandang renggang berlubang dan biasanya berbentuk pangung . bahan lantai bisa dipakai dari bambo, kayu, plastic, kawat dan lain-lain. Ukuran kerengangan lantai tergantung pada umur, besar kecil unggas yang ditempatkan  didalam kandang. Kedua  lantai rapat merupakan lantai yang bisa dari tanah semen atau kayu . masing-masing bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan tergantung kondisi daerah. Kemudian yang ke tiga yaitu lantai kombinasi slat dan rapat merupakan gabungan dari lantai  renggang dengan lantai rapat , kelebihan dari system kombinasi ini dapat menutupi kakurangan dari system lantai slat dan  lantai rapat
                  Pada kandang tertutup system lantai kandang yang terbaik adalah system kombinasi . suatu kandang di sebut berlantai kombinasi apabila dalam ruangan tardapat dua macam lantai yaitu litter dan lantai kolong bercelah (slatt). Biasanya lantai tersebut diatur sebagai berikut: 60% berupa lantai slat dan 40 % berupa lantai litter. Pada umumnya lantai litter dibuat dibagian samping kanan dan kiri berupa slat, masing-masing 30% (Sudarmono,2003).
c.        Dinding kandang
Dinding kandang mempunyai dua fungsi yaitu untuk membatasi ruang gerak ayam dan untuk melindungi ayam dari cuaca buruk. Didnding kandang sebaiknya memungkinkan pergantian udara sehingga udara dalam kandang terasa nyaman. Kontruksi kandang selain tergantung pada keadaan iklim setempat juga ditentukan oleh fase pemeliharan ternak ayam. Anak ayam lebih membutuhkan temperature yang lebih hangat dari pada ayam dewasa (sunarti, 1997).                     Yang perlu diperhatikan pada bentuk konstruksi dinding ini adalah:
a.       Didalam ruangan kandang tersedia udara yang segar dan nyaman
b.      Cahaya matahari dapat masuk didalam rungan kanadang, sehingga kandang menjadi terang dan kering. Tetapi hujan dan angin langung  atau angin kers tidak bisa masuk.
c.       Unggas didalam ruangan kandang dapat dilihat dengan mudah.
6.      Penerangan
         Pada masa starter perlu ada tambahan lampu penerangan hal ini dimaksud selain untuk membantu pengawasan jugaagar anak unggas mudah mengambil pakan atau minum terutama pada malam hari ( Malik,2001).
7.      Sanitasi
         Sanitasi umumnya dibagi menjadi 2 yaitu dekontaminasi dan desinfeksi. Dekontaminasi yaitu sebagai fisik untuk menghilangkan berbagai bahan biologis dan anorganik dari permukaan suatu bangunan termasuk kandang dan peralatan. Sedangkan desinfeksi adalah proses penghancuran mikroorganisme patogenik ( Imbang, 2003).






III.   OPERASIONALISASI


A.    Waktu dan Tempat
Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di UD. Maju Jaya Desa Bunder Ampeldenton, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur,  mulai tanggal  23  Januari sampai dengan 1 Maret 2012.
B.     Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode survey dan partisipasi langsung guna memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui partisipasi pada aktivitas rutin dan pengamatan langsung di lapangan terkait dengan manajemen perkandangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari wawancara langsung dengan petugas untuk mengambil data dari peternak tersebut.
C.    Batasan Variabel
1.      Ayam petelur periode layer  adalah ayam yang sudah masa layer/produksi (Wiharto, 1994). Cara pengamatannya adalah langsung pada ayam layer yang dipelihara.
2.      Manajemen perkandangan adalah mengatur satu atau berapa factor dalam suatu system untuk mencapai tujuan tertentu dalam perkandangan ( Malik, 2001). Cara memperoleh data dengan wawancara dan melihat serta terjun secara langsung.
3.      Kandang layer adalah suatu bangunan yang digunakan oleh unggas sebagai tempat tinggal ternak ayam petelur pada masa produksi ( Malik, 2001). Cara pengamatannya adalah dengan cara mengamati langsung kondisi di lokasi peternakan. Selain itu dilakukan juga dengan cara wawancara dan data pencatatan dari peternakan.
4.      Sanitasi adalah usaha yang dilakukan dalam usaha pembersihan pada kandang dan sekitarnya serta peralatan, agar ternak selalu berada dalam keadaan sehat( Imbang, 2003). Cara memperoleh data dengan wawancara dan melihat serta terjun secara langsung
D.    Cara Kerja
            Dalam pelaksanaan praktek kerja lapang ini terbagi dalam tiga tahap:


1.      Tahap persiapan
Dalam tahap ini dilakukan survey terlebih dahulu ke lokasi magang yaitu di UD. Maju Jaya kemudian pengajuan judul kepada pembimbing dan melakukan penyusunan proposal magang.
2.      Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek lapang kerja ini dapat dibagi menjadi dua yaitu melaksanakn semua kegiatan rutin seperti membersihkan dan member pakan, mengadakan paktek secara langsung. Tahap yang kedua yaitu pengambilan data dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung pada bangunan kandang serta melakukan wawancara dengan pemilik peternakan , pegawai kandang yang bersangkutan .
3.      Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang
No.
Kegiatan
Waktu
Keterangan
1.
Survey
18 Januari 2012

2.
Penyusunan proposal
20 – 22 Januari 2012

3.
Pengajuan Proposal dan bimbingan
23 – 27 januari 2012

4.
Pemberangkatan
30 Januari 2012

5.
Perkenalan dengan pemiliki dan karyawan
30 januari – 1 Februari 2012

6.
Pengumpulan data primer dan sekunder
2    28  Februari  2012

7.
Evaluasi dan perampungan data-data
29  Februari  2012

8.
Selesai
1  Maret  2012

9.
Pengolahan data, konsultasi dan pembuatan laporan.
2  Maret 2012

10.
Laporan dan Ujian
10  April 2012


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tinjauan Umum
1. Kondisi daerah
Desa Bunder Ampeldento menjadi lokasi peternakan ayam petelur milik Ibu Dwi Ratna Juwita atau UD. Maju Jaya masuk dalam wilayah kecamatan Karangploso, kabupaten Malang (± 10 km dari kota Malang). Mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat desa ini adalah sebagai petani dengan padi sebagai tanaman utamanya, selain itu sebagian besar areal juga ditanami  sayuran.
Keadaan daerah ini sangat cocok untuk lokasi peternakan ayam petelur karena mempunyai suhu udara berkisar antara 27º C sampai 30º C pada siang hari, pada malam hari berkisar antara 23º C sampai 27º C.
Keadaan air untuk peternakan Ibu Ratna menggunakan sumber air sumur yang berada di dalam lokasi kandang. Kebutuhan air pada peternakan Ibu Ratna selalu tercukupi, walaupun musim kemarau panjang air masih tersedia. Keadaan ini sangat mendukung usaha peternakan, khususnya ayam petelur yang sangat membutuhkan air dalam pemeliharaannya.
2. Sejarah peternakan
Usaha peternakan UD. Maju Jaya  memulai usahanya dari beternak ayam petelur pada tahun 2005. Usaha ini pada mulanya adalah milik orang tuanya kemudian diteruskan sendiri oleh Ibu Ratna setelah lulus SI di Universitas Muhammadiyah Malang. Ibu Ratna terjun ke dunia peternakan hanya berbekal pengalaman yang didapatkan dengan semangat yang kuat peternakan Ibu Ratna  mengalami perkembangan yang cukup baik.
Populasi ayam pada awalnya hanya 1000 ekor, kemudian berkembang menjadi ± 9000 ekor sampai sekarang. Peternakan ini menempati lahan bekas persawahaan dengan luas sekitar 1 h. Pemasaran hasil produksi dari peternakan ini langsung diambil oleh agen dan di pasarkan sendiri oleh agen tersebut  pada konsumen langsung. Jalur pemasarn tersebut diatas, peternak tidak perlu lagi memasarkan sendiri kepasar mengingat pemilik peternakan tersebut sangat sibuk mengurus pekerjaan lainya seperti guru, kulia dan mengurus rumah tangganya. Tenaga kerja yang ada di peternakan ini sebanyak 4 orang suami istri. Masing-masing tenaga kerja  menangani 2 kandang mulai dari penyediaan pakan, minum, pengambilan telur, pembersihan kandang sekaligus melakukan pencatatan hasil produksi dan pencampuran pakan.
Tabel 2. Jadwal kegiatan di peternakan UD. Maju jaya sebagai berikut:
Pukul
Aktivitas
05.30 - 07.00
07.00 - 10.30
10.30 - 11.30
11.30 - 13.00
13.00 - 15.00
15.00 - 16.30
Memberi pakan 1 dan mengontrol nipple
Istrahat
Pengambilan telur 1
Pemberian pakan
Istrahat
Pengambilan telur + membersihkan sisa pakan dan peralatan kandang + pencampuran pakan.

B. Tinjaun Khusus
1. Tata laksana Pemeliharaan
            Strain ayam ras yang digunakan oleh peternak UD. Maju Jaya  adalah ISA Brown. Menurut pemilik strain ISA memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri, strain ini memeliki produksi yang bagus serta cepat mencapai puncak namun mudah terkena penyakit.
Produksi ayam petelur yang dihasilkan dari pemeliharaan tersebut adalah 75% - 80% dan memeliki masa produksi 30 minggu.
Malik (2003) menyatakan bahwa budidaya ayam petelur membutuhkan waktu lebih lama dari pada ayam pedaging. Ayam petelur umur 19 minggu sudah mulai berproduksi, ini berarti selama 19 minggu investasi terus ditanamkan tampa pemasukan. Ditinjau dari segi produktivitas, manajemen pemeliharaan umur 1-19 minggu sangat menentukan produktivitas telur. Apabila manajemen pemeliharaan pada masa pertumbuhan tidak baik maka produksi yang diperoleh tidak akan menunjukkan kualitas produksi yang maksimal.
Alasan peternak memlih strain ISA karena memeliki keunggulan seperti berproduksi sangat tinggi sekitar 90%,  usia produksi 17 bulan, kerabang telur sangat bagus (warna, berat telur), mortalitas sangat rendah dan harga ayam jika di afkir masih bagus.
Pemelihan bibit yang akan dipelihara di peternakan UD. Maju Jaya dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, karena bibit sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kedepan. Pemelihan bibit didasarkan atas beberapa hal diantaranya, dari segi kesehatan, tingkat kemampuan produksi  dan ciri khas bangsa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemelihan bibit yakni, mata cerah, kloaka bersih, lincah dan bulu bersih jika anak ayam ( DOC ) tidak  memenuhi persyaratan persayaratan tersebut maka dilakukan  culling atau dipisahkan dari DOC  yang memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Johari ( 2005 ) dalam memelih bibit ayam petelur harus dilihat dari segi ekonomis serta kemampuan berproduksi tinggi dan cukup menguntungkan.
Usaha yang dilakuakan oleh peternakan  UD. Maju Jaya terhadap anak aym (DOC) yang baru datang adalah memberikan air minum yang dicampur dengan air gula dengan tujuan memberikan tambahan energi untuk anak ayam yang tercekam (stress) akibat perjalanan dari pembibitan  ke peternakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994), air gula akan memberikan tambahan tenaga” siap pakai” untuk anak ayam yang tercekam (stres) akibat perjalan dari pembibitan kepeternakan.
2. Perkandangan
Sistem pemeliharaan yang diterapkan di peternakan  UD. Maju Jaya merupakan sistem intensif, aktivitas ternak sangat terbatas dalam kandang semua kebutuhan hidup ternak tergantung pada yang disediakan dan perlakuan ternak. Kelebihan sistem tersebut memudahkan pengawasan, pengaturan suhu dan kelembaban, pengaturan cahaya, mempunyai ventilasi yang baik serta penyebaran penyakit mudah diatasi. membutuhkan modal yang sangat besar untuk pembuatan kandangnya.
2.1. Lokasi Kandang
            Kandang didirikan pada sebidang tanah datar diareal persawahan dengan jarak kurang lebih 100 meter dari pemukiman penduduk dan jalan raya. Struktur tanah diareal tersebut padat namun mudah meresap air. Bangunan kandang didirikan pada tanah yang agak ditinggikan sedikit dari tanah sehingga diharapkan kandang tidak kemasukan air dari akibat hujan dan sebagainya.
            Lokasi kandang di tanami pohon pisang dan di belakang kandang  terdapat pohon bambu yang sengaja ditanam dengan alasan agar dapat dimamfatkan untuk bangunan kandang kelak. Hal tersebut diatas sesuai dengan pendapat Suprijatna (2005), kandang harus jauh dari sumber kebisingan dan jauh dari pemukiman.
2.1. Konstruksi Kandang
Kandang ayam layer yang berada di UD. Maju Jaya menggunakan sistem batterey. hal ini sesuai dengan pendapat Wiharto (2000), kelebihan dari model ini adalah kotoran ayam dapat lansung jatuh kolong kandang sehingga memudahkan dalam pembersihannya. Prayitno (1996), menyatakan bahwa penggunaan kandang  model batteray ini mempunyai kelebihan jika di bandingkan dengan model kandang lainnya diantaranya: Tingkat produksi tiap ekor dan kesehatan  tiap ekor dapat terkontrol, memudahkan pengontrolan pakan, kanibalisme dapat terhindar dan penyakit tidak mudah menular.
 Batteray disusun 3 tingkat memanjang. Menurut prayitno (1996) penyususunan cage dan jumlah tingkat yang digunakan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Ø  Susunan cage harus memudahkan kegiatan pekerja
Ø  Susunan cage maksimal 3 tingkat
Ø  Susunan cage harus memudahkan dalam pengambilan kotoran
Ø  Susunan cage harus mempertimbangkan tinggi, luas kandang dan model yang ada.
Bentuk kandang batteray yang digunakan pada peternakan tersebut yaitu kandang batteray yang disusun seperti tangga dengan ukuran tiap kotak dengan  panjang 39 cm, lebar 22 cm, tinggi belakang 31 cm dan tinggi depan 33 cm dengan kemiringan 5 cm. Ukuran ini hampir sama dengan pendapat wiharto (2002), bahwa ukuran kandang batteray adalah panjang 40 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 40 cm setiap ekor . Tiap kotak batteray berisikan satu ekor ayam. Jarak jalan tengah antara deretan satu dengan lainya 100 cm.   Ukuran ini tidak telalu sempit sehingga ayam tidak mengalami kesulitan bergerak. Kebebasan bergerak ini akan menimbulkan ayam menjadi tidak stress sehingga kandang mampu berpungsi sebagai mestinya. Jika kandang sudah mampu memberikan rasa aman, segar dan bebas bergerak  berarti kandang tersebut sudah memnuhi syarat. 
            Sedangkan ukuran kandang di peternakan ini adalah panjang kandang 25 m, lebar 5,25 m dan tinggi kandang dari atap ke tanah 4 m. Dengan jumlah batteray 12 buah di bagi menjadi tiga deret dengan sistem penempatan silang berhadapan dalam satu deret dan bertingkat 3. 
a.  Atap
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan kandang.
Kandang ayam petelur fase layer di UD. Maju Jaya menggunakan jebis atap semi monitor karena memeliki kelebihan dalam kecepatan sirkulasi tinggi. Jenis atap dipilih supaya udara di dalam kandang sangat lancar sehingga ternak dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmomarsono (2005), kandang yang beratap A, ruangan dalam kandang lebih panas dibandingkan dengan ruangan kandang beratap semi monitor  karena mempunyai kecepatan sirkulasi yang sangat tinggi sehingga menghasilkan ruangan yang lebih sejuk. Kandang beratap tipe A cocok untuk pemeliharaan anak ayam fase starter yang butuh keadaan lebih hangat. Untuk ayam layer lebih sesuai dengan atap semi monitor.
Untuk bahan atap menggunakan bahan jenis genteng karena genteng merupakan jenis bahan yang ekonomis untuk mencapai suhu dalam kandang yang sejuk. Selain genteng dapat juga menggunakan bahan atap jenis seng yang harganya lebih murah, namun penggunaan bahan seng  sebagai atap akan dapat berpengaruh terhadap  suhu dalam kandang yang akan lebih panas  dibandingkan dengan genting. Dari segi pengalaman atap genting  akan dapat menghasilkan  bangunan dalam kandang  paling sejuk bila dibandingkan menggunakan seng, namun pengaruh suhu dalam kandang tidak sebanding dengan harga genteng tersebut. Akhirnya Ibu Dwi Ratna  meniggikan atap dan memilih seng sebagai bahan untuk mendapatkan suhu yang obtimal dan biaya yang terjangkau.
b. Dinding
            Dinding kandang pada UD. Maju Jaya menggunakan jenis dinding tertutup. Mengunakan dinding yang terbuat dari bambu.    Hal ini sesuai pendapat Malik (2001),  di daerah subtropis dinding umumnya tertutup dan menggunakan foam ( bahan stry foam untuk membuat dinding kedap temperatur) atau bahan rapat lainya.

c. Lantai
Lantai  pada kandang 1 dan 2  menggunakan lantai jenis padat atau rapat yang bahanya dari tanah. Pada kandang 3 menggunakan lantai  slatt yang berbentuk panggung yang terbuat dari bambu, tinggi dari tanah ke lantai slatt panggung adalah  110 cm. Lubang lantai 2,5 cm dan besarnya bilah 2 cm. Lantai kandang tersebut bertujuan untuk memudahkan operasional  dandang dan menjaga kebersihan.
Lantai  batteray menggunakan jenis renggan atau berlubang dengan menggunakan bahan bambu.
2.3 Peralatan Kandang
            Peralatan yang terdapat dalam kandang antara lain adalah tempat pakan yang terbuat dari pipa paralon (pipa PVC) 5 yang dibelah menjadi dua dengan lebar permukaan 9 cm, kedalaman 5 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan panjang seluruh batteray dalam kandang
            Tempat minum yang digunakan pada peternakan UD.Maju Jaya ini adalah  pada kandang 1 dan 2 menggunakan pipa biasa sedangkan pada kandang 3 adalah otomatis (sistem nipple).
            Mengenai penempatan pemasangan bak kontrol dapat dipasang di bagian  tepi kandang bagian depan. Konpensasinya akan lebih menghemat penggunaan panjang pipa karena instalasinya lebih praktis. Jumlah bak kontrol tersebut sebanyak satu buah pada tiap kandang.
            Penambahan cahaya sangat diperlukan untuk ayam periode layer disamping pencahayaan alami sebanyak 12 jam. Pemberian cahaya tambahan pada periode bertelur berguna untuk proses kematangan seksual. Pada peternakan ini memberikan tambahan cahaya pada pukul 17.00 – 21.00 WIB. Lampu yang digunakan yaitu jenis bola lampu neon. Pada kandang 1 dan 2 bola lampu yang digunakan sebanyak 10 buah dan kandang 3 sebanyak 13 buah.
            Penambahan sinar pada malam hari  juga merupakan manajemen yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, artinya penambahan sinar tersebut tidak hanya bertujuan agar supaya ternak menghabiskan konsumsi pakan 65% pada malam hari dan beraktivitas aktiv dalam proses produksi namun juga bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan distribusi telur.     
            Menurut  Yuwanta (2000), Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh terhadap baik buruknya dalam memproduksi telur. Induk ayam memerlukan cahaya yang konstan selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak terpenuhi maka mereka akan berhenti bertelur dan mulai mencabuti bulunya.
2.4. Sanitasi
Sanitasi lingkungan kandang dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar kandang dari sampah dan kotoran. Hal ini dilakukan dengan cara menyapu lingkungan sekitar kandang yang dilakukan setiap hari. Sanitasi bertujuan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang kotor. Sanitasi dilakukan dengan ditaburi kapur dolosit pada feses.
Program sanitasi yang dilakukan oleh peternakan UD. Maju Jaya sudah cukup bagus, tetapi masih ada kekurangannya yaitu pada waktu melaksanakan manajemen setiap hari dan pelaksanaan vaksinasi para pekerja tidak disterilisasi terlebih dahulu, pada waktu istirahat para pekerja tersebut bebas keluar masuk lingkungan kandang. Hal ini akan sangat memungkinkan adanya suatu penularan penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi bukan hanya kontak langsung dengan ayam yang sakit, lewat pakan dan air minum, tetapi juga dapat terjadi karena ada tenaga kerja yang membawa bibit penyakit tersebut dan tenaga kerja tersebut tidak steril.








V. KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
Setelah melaksanakan magang pada peternakan Ibu Ratna, maka dapat disimpulkan bahwa dalam sistem manajemen perkandangan ayam petelur periode layer yang dilakukan sudah cukup bagus terbukti dengan angka kematian (mortalitas) hanya sebesar 0.99 %. Hal ini didasarkan karena desain kandang dibuat sesuai dengan iklim di daerah Bunder Ampeldento, konstruksi kandang sesuai dengan kebutuhan ternak, kebersihan sangat terjaga karena setiap karyawan membersihkan lingkungan kandang dan sekitarnya.
B.     Saran
a.       Peralatan kandang seperti tempat pakan dan tempat minum hendaknya disucihamakan terlebih dahulu sebelum digunakan, supaya bibit penyakit yang ada akan mati
b.      Letak kandang Layer hendaknya dipindah agak jauh dari perumahan penduduk dan dari peternakan yang lain agar penularan penyakit dari tidak terjadi.
c.       Kandang harus dilengkapi dengan pagar sehingga dapat mengurangi resiko penyebaran penyakit atau gangguan hewan lainnya
d.      Perlu adanya control kinerja terhadap karyawan karena masih terdapat kinerja karyawan yang dapat mempengaruhi angka pendapatan.



DAFTAR PUSTAKA


AAK, 1990. Pemeliharaan  Ayam Ras.  Kanisius. Yokyakarta.
Akoso, T. B., 1998. Kesehatan Unggas Pedoman Bagi Petugas Teknis, Penyuluh Dan Peternak. Kanisius: Yogyakarta.
Cahyono, D.,1994. Analisis Kelayakan Beternak Ayam Ras Petelur Dalam kandang Batteray. CV. Aneka : Solo
Djanah.D., 2004. Beternaka Ayam Dan Itik. CV. Yasaguna : Jakarta
Ginting, N., 1994. Manajemen Kandang Ayam. Majalah poltry Indonesia : Jakarta.
Indarto, 1989. Beternak Unggas Berhasil. CV. Armiko: Bandung.
Johari, S., 2005. Sukses Beternak Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Malik, A., 2001. Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM : Malang.
Murtidjo, A. B., 1995. Pengendalian Hama Dan Penyakit Ayam. Kanisius : Yogyakarta
Priyatno, M., 1996. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya : Jakarta.
Rasyaf, M., 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius : Yogyakarta.
Samosir D.J 2002. Mengtasi Permasalahan Beternak Ayam. Penebar swadaya : Jakarta
Sudarmono, 2007. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius: Yogyakarta.
Tabbu, 2006. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisius : Yogyakarta.
Sudaryani, T., 1994. Teknik Vaksinasi dan Pengendalian Peyakit Unggas. Penerbit Swadaya: Jakarta.
Wiharto, 1985. Petunjuk Beternak Ayam. Lembaga Penerbitan UB : Malang.
Yuwanta, T. 2000. Dasar Ternak Unggas. Handout. Fakultas Peternakan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar