PENGENDALIAN MUTU
1. HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) dalam Industri Susu
Hazard Analysis
adalah analisis bahaya atau kemungkinan adanya risiko bahaya yang tidak dapat
diterima. Bahaya disini adalah segala macam aspek mata rantai produksi pangan
yang tidak dapat diterima karena merupakan penyebab masalah keamanan pangan.
Bahaya tersebut meliputi :
·
keberadaan yang
tidak dikehendaki dari pencemar biologis, kimiawi, atau fisik pada bahan
mentah.
·
Pertumbuhan atau
kelangsungan hidup mikroorganisme dan hasil perubahan kimiawi yang tidak
dikehendaki (misalnya nitrosamin) pada produk antara atau jadi, atau pada
lingkungan produksi.
·
Kontaminasi atau
kontaminasi ulang (cross contamination) pada produk antara atau jadi, atau pada
lingkungan produksi.
Critical Control
Point (CCP atau titik pengendalian kritis) adalah langkah dimana pengendalian
dapat diterapkan dan diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan bahaya atau
menguranginya sampai titik aman. Titik pengendalian kritis (CCP) dapat berupa
bahan mentah, lokasi, praktek, prosedur atau pengolahan dimana pengendalian
dapat diterapkan untuk mencegah atau mengurangi bahaya.
a.
Lokasi
Lokasi produksi susu
berada jauh dari konsumen, dengan jarak tertentu yang sebagian besar konsumen
umumnya berada diperkotaan. Jarak dan waktu tempuh akan memberikan konsekuensi
tertentu terhadap sifat fisik (kerusakan dan susut), sifat kimia dan sifat
mikrobiologis sebagai salah satu indikator mutu dan keamanan susu.
b. Bahan Baku
Bahan baku yaitu susu
sapi segar harus bebas dari bakteri pathogen, residu antibiotika residu
pestisida, logam dan mitokotoksin.
c. Potensi Bahaya
·
Bahan baku susu
sapi segar
·
Bahan Tambahan (gula,
flavouring agent, dll) yaitu jenis bahanya adalah mikroba pathogen dan cemaran pestisida,
logam dan cemaran kimia lainnya.
·
Peralatan yaitu tidak dapat
dioperasikan dengan tepat.
·
Ruang prosessing, yaitu
mikroba, jamur, cemaran kimia, debu, kotoran.
·
Bahan Pengemas (plastik, cup,
dll), yaitu mikroba, jamur, debu, kotoran, cemaran pestisida, dan cemaran kimia
lainnya.
d. Cara Pengendalian
·
Bahan Baku :
-
Kesehatan sapi
-
Kebersihan
peternakan
-
Sanitasi dalam
pemerahan
-
Susu cepat
didinginkan
-
Pasteurisasi pada
susu dan waktu yang tepat
-
Sapi dalam
pengobatan tidak diperah hingga waktu henti obat dilampau
-
Pakan dan
lingkunan peternakan tidak tercemar
·
Bahan Tambahan:
-
Jaminan dari
pemasok bahan (sertifikat)
-
Sterilisasi
(pemanasan) sebelum dicampur
-
Jaminan dari
pemasok bahan (adanya sertifikat)
·
Peralatan
-
Maintenance alat
secara regular, termasuk kebersihan (rekaman pemeriksaan)
·
Ruang processing
-
Pembatasan
personil keluar masuk ruangan
-
Ruangan prosesing
terpisah dan tertutup
·
Bahan pengemas
-
Jaminan dari
pemasok bahan (sertifikat)
-
Pencucian bahan
kemasan
-
Sterilisasi
kemasan sebelum pengisian
·
Personil
-Kebersihan
personil, ganti pakaian pendidikan tentang kaitan higienik dan mutu susu
pasteurisasi.
e. Titik Kendali Kritis
Kontrol pada titik kritis perlu dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku,
penyimpanan atau colling unit, pasteurisasi, pengemasan dalam wadah, hingga
penyimpanan sebelum produk didistribusi.
f.
Batas Kritis
Pencapaian titik didih dapat memastikan bahwa bahaya yang mungkin ada
yang telah kita identifikasi sebelumnya
telah dimusnahkan. Susu mulai membentuk
buih pada titik didih. Maka batas kritisnya adalah terbentuknya
buih.
2. Apakah
KUD DAU merupakan industry pengolahan susu yang tergolong industry GMP?
KUD
DAU, sudah tergolong Good Manufacturing Practice (GMP) tetapi perlu
ditingkatkan lagi. GMP ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan HACCP
(Hazard Analysis & Critical Control Control Points), karena merupakan
persyaratan awal dari HACCP. GMP berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik
aspek proses produksi maupun proses operasi dari tenaga kerja.
Dilihat
dari aspek proses produksi KUD DAU telah menerapkan sesuai standard tetapi
masih terdapat kekurangan dibeberapa segi, begitupun dengan proses operasi dari
tenaga kerja seperti kebersihan personil, ganti pakaian belum diterapkan. Tidak
ada batasan personil yang keluar masuk ruangan. Sistem manajemen keamanan
pangan perlu diterapkan dalam proses pembuatan susu pasteurisasi, sebagai
jaminan untuk mendapatkan produk yang bermutu dan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar